Skip to content

Keunikan Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat

  • by

Provinsi Sulawesi Barat berdiri sejak 5 Oktober tahun 2004. Kota kecamatan ini telah memekarkan dua kecamatan lainnya di Provinsi Sulawesi Barat, yaitu Kecamatan Simboro dan Kecamatan Kepulauan. Kota yang sempat digadang-gadang menjadi ibu kota baru bagi Indonesia ini memiliki keanekaragaman alam dan budaya yang kaya. Kota ini memiliki panorama alam dari pegunungan dan perbukitan hingga daerah pesisir kota ini masih belum banyak berpenghuni jika dibandingkan dengan kota lain yang direncanakan menjadi ibu kota baru Indonesia, yakni Palangkaraya. Jumlah penduduk di Kota Mamuju hanyalah sekitar 107 ribu jiwa.

Kota ini termasuk yang letaknya paling tengah di Indonesia. Letak geografisnya yang berdekatan dengan pantai juga membuat kota berpenduduk sedikit ini menjadi jembatan ekonomi bagi daerah sekitarnya dan bahkan Nusantara. Kota ini memiliki pelabuhan yang baik dan bandara kecil yang cukup mengakomodasi trasnportasi penduduknya.

Keindahan alam di kota ini berupa laut dan perairan, pegunungan, air terjun, hingga gua-gua yang indah. Makanan khas di Kota Mamuju ini mirip dengan kerak telor khas Jakarta, yaitu Jepa yang berbentuk bulat. Panorama alam di Mamuju masih sangatlah hijau dan alami, karena kondisinya yang juga masih tradisional. Tak banyak orang tahu bahwa Pulau Karampuang di Mamuju menawarkan keindahan snorkeling luar biasa.

Kota Mamuju dan kota-kota lain di Sulawesi Barat dihuni sebagian besar oleh Suku Mandar, dan suku lainnya yaitu Suku Toraja, Suku Bugis, Suku Makassar, hingga Suku Jawa. Suku Mandar memiliki tradisi-tradisi unik, misalnya Kalindaqday, yaitu tradisi yang dilakukan sebagai wujud permintaan kepada seseorang untuk meminang mereka. Di masa penjajahan, tradisi Kalindaqdaq dilakukan untuk memberi semangat pada para pejuang untuk merebut wilayah kekuasaan di tanah Mandar. Tradisi unik lainnya bernama sayyang pattu’du, yaitu tradisi yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur untuk anak yang berhasil mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an. Sayyang pattu’du dilakukan dengan mengadakan arak-arakan keliling kampung menggunakan kuda yang menari diiringi lantunan irama yang dinyanyikan oleh para pengiring.